BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Inderawati (1999: 9) menyatakan, bahwa suatu pembelajaran
pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model
pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan
model-model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berpikir
dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi menurut Downey
(1976) dan Joyce (1992: 107) menyatakan:
“ The core of good thingking is the ability to solve
problem. The essence of problem solving is the ability t learn in
puzzling situation. Thus, in the school of these particular dreams, learning
how to learn pervades what is taught, how it is tought, and the kind of place
in which it is tought”.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa inti dari berpikir yang
baik adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah
adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian
hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan
bagaimana belajar yang meliputi apa yang diajarkan, bagaiamana hal itu
diajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh pandangan baru. Salah satu
yang termasuk model pemrosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri yang
akan dijelaskan dalam makalah ini.
Wina Sanjaya (2010:196) menerangkan bahwa strategi
pembelajaran inkuiri tersebut berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir
ke dunia, manusia mempunyai dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat
manusia sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk
mengenal segala sesuatu melalui indera pengecap, pendengaran, pengelihatan, dan
indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus-menerus
berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki
manusia akan bermakna (mainingfull) manakala didasi oleh keingintahuan
itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan.
Lebih lanjut Wina Sanjaya (2010; 195) menyatakan bahwa
Strategi pembelajaran inkuiri ini menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam
strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran; sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Strategi pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran
belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses
mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki
setiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan
menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan yang diperolehnya
bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.
Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti sutu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan siswa
secara maksiamal dalam proses kegiatan belajar; 2) keterarahan kegiatan secara
logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan 3) mengembangkan sikap
percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara
langsung ke dalam proses ilmiah dengan waktu yang relatif singkat. Hasil
penelitian Schlenker, dalam Joyce dan Weil (1992: 198), menunjukkan bahwa latihan
inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif,
dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Dewasa
ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara
bergantung pada sumbangan kretif dari masyarakat, untuk itu perlulah
sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini pada peserta didik yang kelak
mampu menghasilkan pengetahuan baru, yang salah satu caranya ialah dengan
startegi pembelajaran inkuiri ini.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka kami akan merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah Strategi pembelajaran
inkuiri?
2. Siapakah yang mengembangkan teori
strategi pembelajaran inkuiri?
3. Apakah ciri-ciri dari stategi
pembelajaran inkuiri?
4. Apakah yang menjadi tujuan dan
sasaran utama strategi pembelajaran inkuiri?
5. Bagaimanakah dengan prinsip yang
digunakan dalam strategi pembelajaran inkuiri?
6. Apa sajakah langkah-langkah dalam
pembelajaran inkuiri?
7. Apa sajakah Keunggulan dan kelemahan
yang muncul dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri?
A. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Inkuiri
2. Tokoh Pengembang Teori Strategi
Pembelajaran Inkuiri
3. Ciri-ciri dari Stategi Pembelajaran
Inkuiri
4. Tujuan dan Sasaran Utama
Strategi Pembelajaran Inkuiri
5. Prinsip yang Digunakan dalam
Strategi Pembelajaran Inkuiri
6. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran
Inkuiri
7. Keunggulan dan Kelemahan yang Muncul
dari Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Pembelajaran
Inkuiri
Inkuiri
adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama
Schuman. Schuman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh dengan
rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat
diajarkan secara langsung oleh mereka. Model ini bertujuan untuk melatih
kemampuan siswa dan meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah
secara ilmiah. Dan dengan model ini juga Schuman ingin meyakinkan pada siswa
bahwa ilmu bersifat tentativ dan dinamis, karena itu ilmu berkembang terus
menerus.
Inkuiri
yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan,
penyelidikan. Sund, seperti yang dikutip oleh Suryo subroto (1993: 193),
menyatakan bahwa dicovery merupakan bagian dari inquiri , atau
inkuiri merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih
mendalam. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri.
Menurut
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis,
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Menurut
Isjoni, inkuiri merupakan suatau strategi atau cara yang digunakan guru untuk
mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya dengan:
1. Guru membagi tugas meneliti suatu
masalah ke kelas
2. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus
dikerjakan
3. Kemudian mereka mempelajari,
meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok
4. Setelah hasil kerja mereka dalam
kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik
5. Hasil laporan kerja kelompok
kemudian dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas.
Metode
inkuiri adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk belajar mengembangakan potensi intelektualnya dalam jalinan
kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang
meyakinkan terhadap permasalahan yang kepadanya melalui proses
pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.
B.
Ciri-ciri strategi Pembelajaran
Inkuiri
Ada
beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina
Sanjaya membaginya menjadi tiga ciri utama, yakni:
1.
Srategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar.
2.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri (self belief).
3.
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
C.
Sasaran Utama Strategi Pembelajaran
Inkuiri
Seperti
yang dijelaskan dari ciri proses pembelajaran inkuiri di atas, Wina Sanjaya
menyatakan bahwa tujuan utama pembelajaran menggunakan strategi inkuiri adalah
menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan
berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas
dasar rasa ingin tahu mereka.
D.
Prinsip-Prinsip penggunaan strategi
Pembelajaran Inkuiri
Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan
intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social
experience, dan equilibration.
Maturation atau kematangan adalah proses
perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang
meliputi pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf. Physical experience adalah
tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada
di lingkungan sekitarnya. Social experience adalah aktivitas dalam
berhubungan dengan orang lain. Equilibration adalah proses penyesuaian
antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya.
Atas dasar
faktor-faktor di atas, maka dalam Strategi pembelajran inkuiri terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Adapun
prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
1.
Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan
utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan
demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar
juga berorientasi kepada proses belajar. Sehingga kriteria keberhasilan dari
suatu proses pembelajaran inkuiri ditentukan oleh sejauh mana siswa
beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
2.
Prinsip interaksi
Pembelajaran
sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3.
Prinsip bertanya
Peran guru
yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajrana inkuiri adalah
sebagai penanya. Oleh karenanya berbagai jenis dan teknik bertanya perlu
dikuasai oleh stiap guru, apakah itu hanya sekedar untuk meminta perhatian
siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya
untuk menguji.
4.
Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah suatu proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptil, otak limbik,
maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal.
5.
Prinsip keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu
diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika
dan nalarnya.
E.
Langkah-langkah strategi
Pembelajaran Inkuiri
Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajara inkuiri dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Orientasi
2.
Merumuskan masalah
3.
Mengajukan hipotesis
4.
Mengumpulkan data
5.
Menguji hipotesis
1. Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan
orientasi ini, yakni:
o
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa.
o
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri
sertatujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah samapai
dengan kesimpulan.
o
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, guna
memberikan motivasi pada siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
tea-teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di
antaranya:
o
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa.
o
Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki
yang jawabannya pasti. Artinya guru perlu mendorong agar siswa dapat
merumuskan masalah yang menurut guru sudah ada, tinggal siswa mencari dan
mendapatkan jawabannya secara pasti.
o
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Setiap anak pada
dasarnya telah memiliki potensi atau kemampuan berpikir sejak ia lahir.
Potensi berpikir tersebut dimulai dari kemampuan setiap individu untuk
menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu
cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan
yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang dilakukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan
data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan
intelektual. Proses mengumpulkan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat
dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini
adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Trianto dalam bukunya menjelaskan
bahwa data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik atau grafik.
5. Menguji Hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Faktor penting
dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah
memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis iyu slaha atau ditolak, siswa dapat
menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya (Trianto;
2007).
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang akurat.
F.
Keunggulan dan kelemahan strategi
pembelajaran inkuiri
1.
Keunggulan
Strategi pebelajaran inkuiri adalah
strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan karena strategi ini banyak
memiliki keunggulan, diantaranya :
a.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini lebih
bermakna.
b.
Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka.
c.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d.
Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan
diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak
akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Adapun
keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri menurut slameto,
diantaranya sebagai berikut:
a. Siswa menjadi lebih aktif
b. Dapat meningkatkan kemampuan
intelektual siswa
c. Meningkatkan kadar penghayatan kadar
penghayatan cara berfikir dan cara hidup yang tepat dalam berbagai situasi
nyata
Adapun
keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri menurut Isjoni, diantaranya
sebagai berikut:
a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self
consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep
dasar dan ide-ide lebih baik.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan
dan transfer pada situasi proses belajar yang baru
c. Mendorong siswa berfikiran dan
bekerja atas inisiatif sendiri, bersifat objektif jujur, dan terbuka
d. Mendorong siswa untuk berpikir
intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri
e. Memberi kepuasan bersifat intristik
f. Proses belajar menjadi lebih
merangsang
g. Memberi kebebasan siswa untuk
berpikir sendiri
h. Guru dapat menghindari siswa dari
cara-cara belajar yang tradisional
i.
Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasismilasi dan mengakomodasi informasi
2.
Kelemahan
Disamping
keunggulan, Strategi pembelajaran inkuiri menurut Wina Sanjaya, juga mempunyai
kelemahan, diantaranya :
a. Jika strategi pembelajaran inkuiri
digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa,
b. Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran karena terbentur kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang dala mengiplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu
yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi
pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan setiap guru.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Inkuiri
adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama
Schuman. Schuman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh dengan
rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri.
Ada
beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina
Sanjaya membaginya menjadi tiga ciri utama, yakni: Srategi inkuiri menekankan
pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, Seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, dan tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental
Wina
Sanjaya menyatakan bahwa tujuan utama pembelajaran menggunakan strategi inkuiri
adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan
keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan
jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Dalam
strategi pembelajran inkuiri terdapat terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru. Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi:
prinsip berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip
bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, prinsip keterbukaan.
Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut yakni: orientasi, merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Hamzah B. Uno, 2008. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Efektif dan Dinamis. Jakarata: Bumi
aksara
Ø Trianto, 2007. Model-model
Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Ø Wina, Sanjaya, 2010. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Ø Isjoni, dkk, 2007. Pembelajaran
Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
makasih :)
BalasHapus