Kamis, 24 Januari 2013

Makalah Strategi Pembelajaran Inkuiri



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Inderawati (1999: 9) menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi menurut Downey (1976) dan Joyce (1992: 107) menyatakan:
“ The core of good thingking is the ability to solve problem. The essence of problem solving is the ability t learn in  puzzling situation. Thus, in the school of these particular dreams, learning how to learn pervades what is taught, how it is tought, and the kind of place in which it is tought”.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang diajarkan, bagaiamana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh pandangan baru. Salah satu yang termasuk model pemrosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Wina Sanjaya (2010:196) menerangkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri tersebut berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia mempunyai dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam  disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera pengecap, pendengaran, pengelihatan, dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus-menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (mainingfull) manakala didasi oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan.
Lebih lanjut Wina Sanjaya (2010; 195) menyatakan bahwa Strategi pembelajaran  inkuiri ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran; sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Strategi pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.
Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti sutu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari  dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan siswa secara maksiamal dalam proses kegiatan belajar; 2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan 3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dengan waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam Joyce dan Weil (1992: 198), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan  kretif dari masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini pada peserta didik yang kelak mampu menghasilkan pengetahuan baru, yang salah satu caranya ialah dengan startegi pembelajaran inkuiri ini.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami akan  merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1.      Apakah Strategi pembelajaran inkuiri?
2.      Siapakah yang mengembangkan teori strategi pembelajaran inkuiri?
3.      Apakah ciri-ciri dari stategi pembelajaran inkuiri?
4.      Apakah yang menjadi tujuan dan sasaran utama strategi  pembelajaran inkuiri?
5.      Bagaimanakah dengan prinsip yang digunakan dalam  strategi pembelajaran inkuiri?
6.      Apa sajakah langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri?
7.      Apa sajakah Keunggulan dan kelemahan yang muncul dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri?
A.    Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui:
1.       Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri
2.       Tokoh Pengembang Teori Strategi Pembelajaran Inkuiri
3.       Ciri-ciri dari Stategi Pembelajaran Inkuiri
4.       Tujuan dan Sasaran Utama Strategi  Pembelajaran Inkuiri
5.       Prinsip yang Digunakan dalam  Strategi Pembelajaran Inkuiri
6.       Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Inkuiri
7.       Keunggulan dan Kelemahan yang Muncul dari Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Schuman. Schuman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh dengan rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung oleh mereka. Model ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dan meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Dan dengan model ini juga Schuman ingin meyakinkan pada siswa bahwa ilmu bersifat tentativ dan dinamis, karena itu ilmu berkembang terus menerus.
Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Sund, seperti yang dikutip oleh Suryo subroto (1993: 193), menyatakan bahwa dicovery merupakan bagian dari inquiri , atau inkuiri merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri.
Menurut Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis, untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Menurut Isjoni, inkuiri merupakan suatau strategi atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya dengan:
1.      Guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas
2.      Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan
3.      Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok
4.      Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik
5.      Hasil laporan kerja kelompok kemudian dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas.
Metode inkuiri adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangakan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang    kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.

B.     Ciri-ciri strategi Pembelajaran Inkuiri
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina Sanjaya membaginya menjadi tiga ciri utama, yakni:
1.      Srategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
2.      Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri (self belief).
3.      Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

C.    Sasaran Utama Strategi Pembelajaran Inkuiri
Seperti yang dijelaskan dari ciri proses pembelajaran inkuiri di atas, Wina Sanjaya menyatakan bahwa tujuan utama pembelajaran menggunakan strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.

D.    Prinsip-Prinsip penggunaan strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf. Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya.
Atas dasar faktor-faktor di atas, maka dalam Strategi pembelajran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Adapun prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
1.       Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi kepada proses belajar. Sehingga kriteria keberhasilan dari suatu proses pembelajaran inkuiri ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
2.       Prinsip interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.


3.       Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajrana inkuiri adalah sebagai penanya. Oleh karenanya berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh stiap guru, apakah itu hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.

4.       Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah suatu proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.       Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

E.     Langkah-langkah strategi Pembelajaran Inkuiri
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajara inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Orientasi
2.      Merumuskan masalah
3.      Mengajukan hipotesis
4.      Mengumpulkan data
5.      Menguji hipotesis
6.      Merumuskan kesimpulan



1.       Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini, yakni:
o   Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
o   Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri sertatujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah samapai dengan kesimpulan.
o   Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, guna memberikan motivasi pada siswa.

2.       Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung tea-teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya:
o   Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa.
o   Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan  masalah yang menurut guru sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
o   Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.

3.       Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Setiap anak pada dasarnya telah memiliki potensi  atau kemampuan berpikir sejak ia lahir. Potensi berpikir tersebut dimulai dari kemampuan setiap individu  untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan  kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan  jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

4.       Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi  yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang dilakukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses mengumpulkan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Trianto dalam bukunya menjelaskan bahwa data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik atau grafik.

5.       Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis iyu slaha atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya (Trianto; 2007).

6.       Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang akurat.

F.     Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran inkuiri

1.      Keunggulan
Strategi pebelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan karena strategi ini banyak memiliki keunggulan, diantaranya :
a.         Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini lebih bermakna.
b.         Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar yang  sesuai dengan gaya belajar mereka.
c.         Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d.        Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Adapun keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri menurut slameto, diantaranya sebagai berikut:
a.       Siswa menjadi lebih aktif
b.      Dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa
c.       Meningkatkan kadar penghayatan kadar penghayatan cara berfikir dan cara hidup yang tepat dalam berbagai situasi nyata
Adapun keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri menurut Isjoni, diantaranya sebagai berikut:
a.       Dapat membentuk dan mengembangkan “self consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
b.      Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru
c.       Mendorong siswa berfikiran dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersifat objektif jujur, dan terbuka
d.      Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri
e.       Memberi kepuasan bersifat intristik
f.       Proses belajar menjadi lebih merangsang
g.      Memberi kebebasan siswa untuk berpikir sendiri
h.      Guru dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional
i.        Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasismilasi dan mengakomodasi informasi

2.      Kelemahan
Disamping keunggulan, Strategi pembelajaran inkuiri menurut Wina Sanjaya, juga mempunyai kelemahan, diantaranya :
a.       Jika strategi pembelajaran inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa,
b.      Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur kebiasaan siswa dalam belajar.
c.       Kadang dala mengiplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
d.      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan setiap guru.



























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Inkuiri adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Schuman. Schuman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh dengan rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina Sanjaya membaginya menjadi tiga ciri utama, yakni: Srategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, dan tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental
Wina Sanjaya menyatakan bahwa tujuan utama pembelajaran menggunakan strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Dalam strategi pembelajran inkuiri terdapat terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi: prinsip berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, prinsip keterbukaan.
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut yakni: orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
























DAFTAR PUSTAKA

Ø  Hamzah B. Uno, 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Efektif dan Dinamis. Jakarata: Bumi aksara
Ø  Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Ø  Wina, Sanjaya, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Ø  Isjoni, dkk, 2007. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ø  Slameto, 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam sistem Kredit Semester SKS. Jakarta: Bumi Aksara,

1 komentar: